Menjadi satu-satunya orang di divisi Learning & Development (L&D) sering kali terasa seperti memiliki sepuluh pekerjaan sekaligus. Anda adalah analis kebutuhan training, desainer kurikulum, fasilitator, admin LMS, pemasar internal, sekaligus ahli strategi. Anda diharapkan bisa memadamkan "api" kebutuhan belajar di berbagai departemen sambil merancang masa depan pengembangan talenta perusahaan. Jika Anda merasa demikian, Anda tidak sendirian.
Kenyataannya, di tengah lanskap bisnis yang dinamis, banyak perusahaan terutama yang sedang bertumbuh—beroperasi dengan tim L&D yang sangat ramping. Laporan LinkedIn Learning Workplace Learning Report 2024 menyoroti bahwa prioritas utama para profesional L&D di seluruh dunia adalah menyelaraskan program pembelajaran dengan tujuan bisnis. Tuntutan ini menjadi semakin besar ketika Anda harus menjalankannya seorang diri. Beban untuk membuktikan nilai dan memberikan dampak terasa berkali-kali lipat lebih berat.
Namun, bagaimana jika keterbatasan ini bukanlah sebuah kelemahan, melainkan sebuah keuntungan tersembunyi?
Artikel ini bukan tentang bekerja lebih keras atau menambah jam kerja Anda. Ini adalah panduan untuk bekerja lebih cerdas. Kami akan membagikan empat pergeseran strategis yang akan mengubah cara Anda beroperasi, memungkinkan Anda memberikan dampak maksimal, dan membuktikan bahwa satu orang yang tepat sudah lebih dari cukup.
Pergeseran Fundamental: Dari "Eksekutor" Menjadi "Enabler"
Kesalahan terbesar yang dilakukan oleh seorang L&D team of one adalah mencoba melakukan semuanya sendirian. Merasa bertanggung jawab untuk menciptakan setiap modul, mengajar setiap kelas, dan menjawab setiap pertanyaan adalah jalan pintas menuju burnout dan hasil yang medioker.
Kunci untuk bertahan dan berkembang adalah mengubah mindset Anda secara fundamental:
Dari:
"Saya harus menyediakan dan mengeksekusi semua program pelatihan."
"Saya harus menciptakan dan memfasilitasi ekosistem di mana pembelajaran bisa terjadi secara organik dan berkelanjutan."✅
Bayangkan peran Anda bukan lagi sebagai koki yang memasak setiap hidangan di restoran. Sebaliknya, Anda adalah seorang Executive Chef. Tugas Anda adalah merancang menu (strategi belajar), memastikan kualitas bahan (konten yang relevan), dan memberdayakan seluruh tim di dapur yang dalam hal ini adalah para manajer dan ahli internal untuk menyajikan hidangan terbaik bagi pelanggan (karyawan).
Dengan mindset sebagai seorang enabler atau fasilitator, fokus Anda beralih dari sekadar "melakukan" menjadi "mempengaruhi, memberdayakan, dan mengkoneksikan". Inilah fondasi untuk empat strategi di bawah ini.
Empat Strategi Jitu untuk Dampak Maksimal
Waktu Anda adalah aset paling berharga. Menghabiskan puluhan jam untuk membuat satu modul pelatihan dari nol adalah sebuah kemewahan yang tidak Anda miliki. Solusinya? Jadilah seorang kurator konten kelas dunia.
Di era informasi saat ini, konten pembelajaran berkualitas sudah melimpah—artikel industri, video TED Talks, podcast, studi kasus, hingga kursus online. Tugas Anda bukan lagi menciptakan informasi, melainkan menyaring, mengemas, dan menyajikannya dalam konteks yang relevan bagi perusahaan Anda.
💡 TINDAKAN PRAKTIS:
✅ Identifikasi Sumber Berkualitas
Buat daftar 10-15 sumber tepercaya yang relevan dengan industri
Anda (misalnya, Harvard Business Review, media industri spesifik,
blog para ahli).
✅ Buat Learning Playlist
Alih-alih membuat modul "Dasar-dasar Marketing Digital" selama 5
jam, kurasi sebuah playlist yang terdiri dari: 2 artikel tentang tren
SEO, 1 video YouTube tentang Google Ads dari ahli terpercaya,
dan 1 studi kasus internal.
✅ Distribusikan Secara Ringan
Bagikan konten kurasi ini melalui buletin email mingguan, kanal
Slack/MS Teams khusus, atau bahkan grup WhatsApp. Beri judul
menarik seperti "Asupan Wawasan Mingguan" atau "5 Menit untuk
Jadi Lebih Cerdas Minggu Ini".
Strategi ini tidak hanya menghemat waktu Anda, tetapi juga sejalan dengan cara karyawan modern belajar: secara mandiri, sesuai kebutuhan (just-in-time), dan dari berbagai sumber.
Riset dari Gallup secara konsisten menunjukkan bahwa manajer menyumbang setidaknya 70% varian dalam skor keterlibatan karyawan. Keterlibatan ini berhubungan langsung dengan kemauan dan kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang. Saat manajer menjadi mitra Anda, dampak inisiatif Anda akan berlipat ganda.
Jika Anda adalah otaknya, maka para manajer lini adalah tangan dan kakinya. Mereka adalah perpanjangan tangan L&D yang paling efektif karena mereka berada di lapangan setiap hari dan paling memahami dinamika serta kebutuhan riil timnya. Mengabaikan mereka sama dengan berperang sendirian.
💡 TINDAKAN PRAKTIS:
✅ Fokus Melatih Para Pelatih
Alokasikan sebagian besar waktu Anda untuk membekali
para manajer. Daripada melatih 100 karyawan tentang
cara memberikan umpan balik, latih 10 manajer tentang cara
membudayakan umpan balik di tim mereka.
✅ Sediakan Manager's Toolkit Sederhana
Buat panduan satu halaman berisi: daftar pertanyaan coaching
yang efektif, template sesi 1-on-1, atau cara memulai diskusi karir
dengan anggota tim.
✅ Fasilitasi Sesi Berbagi Antar Manajer
Adakan sesi diskusi 45 menit setiap kuartal di mana para manajer
bisa berbagi tantangan dan praktik terbaik dalam
mengembangkan tim mereka. Peran Anda di sini adalah sebagai
fasilitator, bukan pengajar.
Dengan menjadikan manajer sebagai juara pembelajaran, Anda membangun sistem yang dapat berjalan dan berkembang bahkan tanpa kehadiran Anda secara langsung.
Seorang generalis yang mencoba menyelesaikan semua masalah pada akhirnya tidak akan menyelesaikan apa pun. Sebagai L&D team of one, kekuatan terbesar Anda adalah kemampuan untuk menjadi sangat fokus. Alih-alih menyebar sumber daya Anda yang terbatas ke sepuluh inisiatif berbeda, pilih satu atau dua masalah bisnis yang paling krusial dan curahkan energi Anda di sana. Bagaimana cara menemukannya? Anda bisa tanyakan pada pimpinan Anda atau manfaatkan tindakan praktis berikut.
💡 TINDAKAN PRAKTIS:
✅ Jadwalkan Diskusi dengan Pimpinan
Datang dengan pertanyaan seperti: "Apa satu atau dua metrik
bisnis terpenting yang harus kita tingkatkan dalam enam bulan ke
depan?" atau "Jika kita hanya bisa menyelesaikan satu masalah,
masalah apa yang akan memberikan dampak terbesar
bagi perusahaan?"
✅ Contoh Konteks Lokal: Laporan dari McKinsey & Company
mengenai Indonesia menyoroti adanya kesenjangan talenta
digital yang signifikan. Jika perusahaan Anda berjuang dengan
adopsi teknologi baru, ini bisa menjadi masalah fokus Anda.
Semua inisiatif L&D Anda mulai dari kurasi konten hingga
pelatihan manajer diarahkan untuk mengatasi tantangan adopsi
digital ini.
✅ Ukur Apa yang Penting
Dengan fokus pada masalah bisnis yang spesifik
(misalnya, mengurangi tingkat keluhan pelanggan sebesar
15%), Anda memiliki metrik yang jelas untuk
mengukur keberhasilan. Ini adalah cara paling ampuh untuk
membuktikan ROI dari peran Anda.
Anda tidak memerlukan Learning Management System (LMS) seharga ratusan juta rupiah untuk memulai. Teknologi seharusnya menjadi akselerator, bukan penghalang. Mulailah dengan alat yang sudah ada dan mudah digunakan untuk membangun "Ekosistem Belajar Minimum yang Layak" (Minimum Viable Learning Ecosystem).
💡TINDAKAN PRAKTIS:
✅ Komunikasi & Komunitas
Gunakan Slack atau Microsoft Teams untuk membuat
kanal #belajar-bareng. Dorong karyawan untuk berbagi artikel
menarik, mengajukan pertanyaan, atau
menceritakan keberhasilan kecil. Ini adalah fondasi dari social
learning.
✅ Survei & Umpan Balik
Gunakan Google Forms (gratis) untuk menyebar survei kebutuhan
belajar (Training Needs Analysis) sederhana atau mengumpulkan
umpan balik pasca-sesi. Datanya mudah diolah dan dianalisis.
✅ Pembuatan Konten Visual
Manfaatkan Canva untuk membuat infografis ringkasan,
poster pengumuman program, atau bahkan presentasi singkat
yang menarik secara visual.
Kuncinya adalah memilih teknologi yang intuitif dan sudah terintegrasi dalam alur kerja karyawan, sehingga adopsinya berjalan mulus dan tidak memerlukan pelatihan khusus.
Kesimpulan: Kekuatan Seorang Generalis Strategis
Menjadi L&D team of one memang penuh tantangan, namun ia memaksa Anda untuk menjadi apa yang paling dibutuhkan oleh perusahaan modern: seorang generalis yang strategis. Anda tidak terjebak dalam silo departemen. Anda memiliki pandangan helikopter terhadap seluruh organisasi, memahami bagaimana bagian-bagian yang berbeda saling terhubung. Anda lincah, bisa beradaptasi dengan cepat, dan dipaksa untuk fokus pada hal-hal yang benar-benar memberikan dampak.
Berhentilah melihat peran Anda sebagai keterbatasan. Mulailah melihatnya sebagai sebuah keuntungan strategis. Dengan menjadi seorang enabler, memberdayakan para manajer, fokus pada masalah bisnis inti, dan cerdas menggunakan teknologi, Anda tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang dan menjadi aset yang tak ternilai bagi pertumbuhan perusahaan.
Tentu, menjadi seorang strategis tetap membutuhkan dukungan eksekusi. Jika Anda membutuhkan mitra untuk mewujudkan ide-ide besar Anda seperti dalam menyediakan platform e-learning yang intuitif, membantu mengkurasi konten, maupun memproduksi video pembelajaran custom, tim kami di ABT Learning siap menjadi perpanjangan tangan Anda. Mari berdiskusi bagaimana kami bisa membantu Anda mengamplifikasi dampak Anda, sehingga Anda bisa fokus pada hal yang terpenting: membangun masa depan talenta di perusahaan Anda.